UNIVERSITAS BENGKULU
Lambang ini bermakna : LESTARI BERPRODUKSI
Bentuk dan Gambar
Kelopak bunga Raflesia terdiri atas 5 (lima) melambangkan Pancasila
- Sinar Matahari berjumlah 17 (tujuh belas) buah melambangkan Nomor Keputusan Presiden tentang Pendirian Universitas Bengkulu.
- Lingkaran, duri dan ombak melambangkan arti tanggal, bulan dan tahun di keluarkannya Keputusan Presiden tentang pendirian Universitas Bengkulu (31 Maret 1982).
- Dua baris lingkaran duri kecil berjumlah 31 (tiga puluh satu) buah melambangkan angka 31.
- Susunan ombak ke satu dan kedua melambangkan angka 8 dan susunann ombak ketiga melambangkan angka 2 yang digabungkan menjadi 82.
- Gunung melambangkan kemegahan yang lestari.
- Bulan ditengah terdiri atas lingkaran kecil sampai menjadi besar yang melambangkan mata air yang mengalir menjadi sungai dan menuju laut sebagai sumber yang mendatangkan kesuburan dan terus berproduksi.
- Matahari yang melambangkan sumber energi.
A. Tata Warna
1. Biru Laut
- Latar belakang kelopak bunga bagian luar (pojok dan tengah)
- Gunung
- Laut
- Latar Belakang duri-duri ditengah bunga.
- Matahari
- Kelopak Bunga Rafflesia
- Empat duri besar
- Duri kecil terdiri dari dalam dan luar.
B. Bendera Universitas Bengkulu
Bendera Universitas Bengkulu berwarna biru dengan lambang universitas berwarna kuning terletak di tengah-tengah.
Sejarah
Universitas Bengkulu (UNIB) didirikan berdasarkan keputusan Presiden RI
Nomor 17 tahun 1982 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Daud Yusuf. Pada saat yang sama
dilantik Rektor UNIB pertama, Prof. Ir. Soenjoto Sumodihardjo (UGM)
untuk masa jabatan 1982-1986. Dr. Ir. Soekotjo (UGM), yang sebelumnya
menjabat Pembantu Rektor I, memimpin UNIB untuk periode 1986-1990. Untuk
periode 1990-1995 Dr. Ir. Nitza Arbi (UNAND) diberi kepercayaan
memimpin UNIB. Tahun 1995 sampai dengan 2005 jabatan Rektor UNIB
dipegang oleh Prof. Dr. H Zulkifli Husin, S.E, M.Sc. (UNSYIAH).Sejak
2005 sampai dengan sekarang Rektor UNIB dijabat oleh Prof. Ir. Zainal
Muktamar, Msc., Ph.D.
Keberadaan UNIB merupakan wujud nyata dari perjuangan yang tak kenal menyerah dari Gubernur Soeprapto yang mendapat dukungan penuh dari masyarakat, tokoh adat, Pemda Tk. I Bengkulu, dan perguruan tinggi swasta bernama Universitas Semarak Bengkulu (UNSEB). Dukungan universitas ini diwujudkan dalam bentuk penyerahan mahasiswa UNSEB sebagai cikal bakal UNIB beserta lahan Kampus seluas 24,9 Ha di Desa Beringin Raya Bengkulu.
Kendala utama yang dihadapi pada saat proses pendirian UNIB berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh Universitas Sriwijaya di antaranya yaitu tidak tersedianya tenaga edukatif, sehingga pada waktu itu disimpulkan bahwa di Bengkulu belum layak didirikan sebuah universitas negeri. Kendala tersebut akhirnya dapat diatasi setelah Gubernur Soeprato menjalin kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta atas petunjuk Presiden Soeharto. Realisasi dari hasil kerjasama tersebut dikirimlah beberapa tenaga edukatif dari UGM antara lain Prof. Ir. Soenjoto Sumodihardjo, Dr. Ir. Soekotjo, Drs. Sutarto, Ir. Supratoyo dan H. Hidjazi, S.H. untuk diperbantukan di UNIB baik sebagai pejabat struktural maupun sebagai tenaga edukatif. Mereka melakukan rekruitmen tenaga edukatif dari beberapa universitas di Jawa dan Sumatera.
Untuk lebih jelas silakah kunjungi link ini : http://www.unib.ac.id
Keberadaan UNIB merupakan wujud nyata dari perjuangan yang tak kenal menyerah dari Gubernur Soeprapto yang mendapat dukungan penuh dari masyarakat, tokoh adat, Pemda Tk. I Bengkulu, dan perguruan tinggi swasta bernama Universitas Semarak Bengkulu (UNSEB). Dukungan universitas ini diwujudkan dalam bentuk penyerahan mahasiswa UNSEB sebagai cikal bakal UNIB beserta lahan Kampus seluas 24,9 Ha di Desa Beringin Raya Bengkulu.
Kendala utama yang dihadapi pada saat proses pendirian UNIB berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh Universitas Sriwijaya di antaranya yaitu tidak tersedianya tenaga edukatif, sehingga pada waktu itu disimpulkan bahwa di Bengkulu belum layak didirikan sebuah universitas negeri. Kendala tersebut akhirnya dapat diatasi setelah Gubernur Soeprato menjalin kerjasama dengan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta atas petunjuk Presiden Soeharto. Realisasi dari hasil kerjasama tersebut dikirimlah beberapa tenaga edukatif dari UGM antara lain Prof. Ir. Soenjoto Sumodihardjo, Dr. Ir. Soekotjo, Drs. Sutarto, Ir. Supratoyo dan H. Hidjazi, S.H. untuk diperbantukan di UNIB baik sebagai pejabat struktural maupun sebagai tenaga edukatif. Mereka melakukan rekruitmen tenaga edukatif dari beberapa universitas di Jawa dan Sumatera.
Untuk lebih jelas silakah kunjungi link ini : http://www.unib.ac.id
No comments:
Post a Comment