1.
JUDUL PENELITIAN
Rancang
Bangun Aplikasi Pencarian Citra Batik Besurek Berbasis Tekstur dengan Gray Level Coocurrence Matrix dan Euclidean Distance.
2.
BIDANG ILMU
Bidang ilmu yang penulis akan teliti adalah bidang ilmu Pengolahan
Citra Digital dan Rekayasa Perangkat Lunak.
3.
LATAR BELAKANG
Indonesia
memiliki keanekaragaman suku yang tersebar di seluruh kepulauan yang
dimilikinya. Dari bermacam-macam suku yang ada di Indonesia ini,
masing-masingnya memiliki ciri khas yang membedakan satu dengan yang lainnya. Salah
satu ciri khas yang telah menjadi warisan budaya yang sangat dikenal di
Indonesia bahkan diluar negeri adalah warisan budaya berupa batik.
Batik
bukan hanya diakui sebagai warisan budaya Indonesia, tepat pada tanggal 2
Oktober 2009 batik telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture
Organization (UNESCO) sebagai salah satu
warisan budaya dunia. Diakuinya batik sebagai salah satu warisan budaya dunia
oleh UNESCO tentu berpengaruh baik terhadap Indonesia terlebih lagi pada
kelangsungan batik itu sendiri. Batik menjadi lebih dikenal dan kemungkinan
besar tidak akan ada bangsa lain yang dapat menklaim tentang kepemilikan batik.
Awalnya
batik hanya merupakan kerajian dari daerah Jawa Tengah, tetapi kemudian telah
berkembang ke berbagai daerah lain yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah
Batik Besurek yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Batik Besurek memiliki motif
yang beragam. Mulai dari motif kaligrafi, bunga raflesia, burung kuau, dan
beberapa motif batik besurek lainnya. Batik besurek juga merupakan sebuah seni
sehingga satu motif kain besurek dapat dikreasikan tentunya oleh pengrajin yang
memahami motif tersebut. Dengan demikian, satu motif kain batik besurek tidak
hanya memiliki satu bentuk saja, tetapi akan memiliki banyak bentuk yang
serupa. Banyaknya bentuk dari motif batik besurek tentunya akan menyulitkan
seseorang yang ingin mengetahui motif batik besurek yang serupa. Pencarian
dengan menggunakan masukkan teks dinilai kurang efisien dikarenakan terkadang
nama dari citra tidak mempresentasikan citra itu sendiri.
Pengolahan
citra digital merupakan pengolahan yang dilakukan kepada citra untuk mendapatkan
hasil tertentu sesuai dengan kebutuhan. Dengan menggunakan pengolahan citra
digital, citra seperti batik besurek juga dapat diproses untuk mendapatkan
beberapa citra yang serupa. Cara ini dapat menjadi salah satu cara untuk
menyelesaikan permasalahan seserorang yang akan mencari motif batik besurek
yang serupa.
Penelitian
terkait dengan pengolahan citra pernah dilakukan sebelumnya. Bernandus (2011) pernah
melakukan penelitian tentang pencarian kemiripan batik dengan
menggunakan metode Rotated Wavelet Filter dan Neural
Network. Dalam penelitiannya digunakan Neural
Network untuk mengetahui kemiripan batik yang diujikan terhadap batik yang ada
didalam database. (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16637-Chapter1.pdf)
Penelitian
dengan studi kasus batik juga pernah dilakukan oleh Alvian Adi Pratama (2012) untuk
mengklasisfikasikan motif batik dengan menggunakan Gray Level Coocurence Matrik (GLCM), Discrete Wafelet Transform (DWT) dan Fuzzy C-Means. Dalam penelitiannya,
didapat bahwa penggunaan GLCM mempunyai akurasi lebih tinggi dalam pengenalan
tekstur. (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-25660-5106100108-Presenta
tion.pdf)
Penenlitian
lain oleh Gunar Hendarko (2010) pada identifikasi citra sidik jari menggunakan
Alihragam Wavelet dan jarak Euclidean.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan penggunakan alihragam wavelet dan jarak Euclidean menunjukkan
hasil yang cukup baik. (http://eprints.undip.ac.id/32078/1
/Gunar_Hendarko.pdf)
Berdasarkan
permasalahan dan penelitian terkait diatas, penulis tertarik untuk merancang
sebuah aplikasi pencarian citra batik dengan metode Gray Level Coocurence Matrix untuk pengenalan pola citra batik dan
penghitungan jarak citra query dengan
citra pada database dengan metode Euclidean
Distance. Dalam hal ini, penulis memfokuskan studi kasusnya pada motif
batik besurek.
4.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan
yaitu bagaimana membangun aplikasi yang mampu melakukan pencarian citra batik
besurek berbasis tekstur dengan metode Gray
Level Coocurence Matrix dan Euclidean
Distance.
5.
BATASAN MASALAH
Adapun
batasan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi mampu melakukan
pencarian citra batik besurek dengan menggunakan metode Gray Level Coocurence Matrix dan Eucidean Distance.
2. Banyaknya macam citra batik
besurek yang digunakan sebagai database
sesuai dengan banyaknya motif batik besurek yang ada di Bengkulu dengan jumlah
citra dalam database 100 citra.
3. Sumber citra yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hasil potret kain batik besurek yang berasal dari perusahaan
industri batik besurek yang berada di bawah bimbingan Dinas Koperasi, Usaha
Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu dan hasil scanner gambar batik besurek yang
dimiliki dinas tersebut.
4. Citra
yang digunakan pada penelitian ini adalah citra berwarna berukuran 500 x 500
dengan format JPG.
5. Hasil pencarian citra adalah
citra yang memiliki nilai kemiripan mendekati citra uji. Semakin kecil nilai
kemiripan maka citra database semakin
mirip dengan citra uji.
6.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
yang ingin dicapat dalam penelitian ini adalah
1. Merancang dan membangun aplikasi
pencarian citra batik besurek berbasis tekstur dengan metode Gray Level Coocurrence Matrix dan Euclidean Distance.
2. Mengetahui tingkat akurasi metode
Gray Level Coocurrence Matrix dan Euclidean Distance dalam pengenalan pola batik besurek dan penentuan
selisih jarak antara citra masukan dengan citra database.
3. Menampilkan citra Batik
Besurek yang memiliki kemiripan paling dekat dengan citra masukan.
7.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat
dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan kemudahan dalam melakukan
pencarian citra yang memiliki kemiripan dengan citra batik besurek yang ada
didalam database. Dengan demikian, pengguna dapat mengetahui bentuk-bentuk dari
motif batik besurek.
8.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan
sebelumnya, Metodologi penelitian
yang digunakan penulis dalam Tugas
Akhir ini terdiri dari:
8.1 Metode Pengumpulan Data
1)
Studi
Pustaka
Studi Pustaka
dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori literatur dan buku-buku yang
berhubungan dengan aplikasi yang akan dibangun dalam tugas akhir ini.
2) Studi
Lapangan
Studi lapangan
bertujuan mengumpulkan citra batik besurek. Citra batik besurek yang terkumpul
merupakan hasil potret
kain batik besurek dan hasil scanner
gambar batik. Pada penelitian ini, tempat pengumpulan data citra batik besurek
difokuskan pada perusahaan industri batik besurek yang berada di bawah
bimbingan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menenngah, Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Bengkulu dan dinas itu sendiri.
3)
Studi
Analisis
Melakukan analisis terhadap
masalah yang dikaji yaitu kesulitannya seseorang untuk mencari citra Batik Besurek yang
serupa, sedangkan pencarian dengan masukkan teks dinilai kurang
efisien. Berdasarkan permasalahan tersebut, aplikasi yang akan dibuat akan
menyelesaikan permasalahan dan mempermudah seseorang untuk mencari citra batik
besurek serupa.
8.2 Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan aplikasi pencarian citra batik besurek
dalam Tugas Akhir ini menggunakan model waterfall. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan sistem ini secara garis besar
adalah sebagai berikut:
1)
Analisis Kebutuhan
Aplikasi yang akan dibuat memerlukan
masukan, keluaran dan kebutuhan interface. Tujuan analisis kebutuhan
adalah sebagai batasan dari sistem yang akan dibuat, menentukan kemampuan dan
fungsi sistem sesuai dengan kebutuhan user, dan fasilitas-fasilitas yang
merupakan nilai tambah yang ada pada sistem yang dibangun. Adapun analisis
kebutuhan aplikasi yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
a.
Kebutuhan data masukan
Data masukan yang dibutuhkan dalam
aplikasi ini adalah citra batik besurek sebagai citra query dan citra database.
b.
Kebutuhan data keluaran
Adapaun data keluaran yang dibuthkan
adalah hasil pencarian citra yang serupa dengan citra query sebagai citra masukan.
c.
Kebutuhan interface
Kebutuhan interface pada aplikasi adalah kemudahan dan kenyamanan pengguna
saat mengakses aplikasi sesuai dengan permasalahan yang ada.
2)
Perancangan Aplikasi
Perancangan aplikasi ini adalah tahap konseptualisasi, yaitu
suatu tahap yang mengharuskan analisis dalam perancangan sistem (perangkat
lunak) untuk berusaha tahu pasti mengenai hal-hal yang menjadi kebutuhan dan
harapan pengguna sehingga nanti aplikasi yang dibuat memang dibutuhkan oleh user serta memuaskan kebutuhan dan
harapannya. Diagram
yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini ada empat diagram, yaitu use case
diagram, class diagram, activity diagram, dan sequence diagram.
Alur aplikasi yang akan dimulai dimulai dengan dua bagain
tahap yaitu tahap untuk citra sebagai training
yang akan dimasukkan kedalam database
dan tahap untuk citra masukan sebagai citra testing.
Kedua tahap itu secara garis besar memiliki langkah yang sama, yaitu dimulai
dengan pemrosesan awal citra,, dilanjutkan dengan pembentukan matriks
coocurrence pada empat derajat yaitu 30º, 45º, 90º dan
135º. Setelah itu lakukan ekstraksi fitur dengan menggunakan Gray Level Coocurence Matrix. Beda dari
kedua tahapan adalah untuk citra testing,
hasil ekstraksi disimpan dalam database, kemudian ketika tahapan kedua yaitu
tahapan citra testing telah dilakukan,
dihitung jarak antara kedua hasil ekstraksi. Hasilnya merupakan citra yang
memiliki kemiripan terdekat dari citra training
dan citra testing. Diagram alir dari aplikasi
dalam penelitian ini akan digambarkan pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Diagram Alir
Aplikasi
Dalam pembuatan aplikasi dalam penelitian ini
diperlukan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras yang membantu
penyelesaikan aplikasi.
a.
Perangkat Lunak
Berikut ini merupakan perangkat lunak yang diperlukan
:
1. Matlab 2008
2. MySQL
3. XAMP 2.6
4. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate
b.
Perangkat Keras
Berikut ini merupakan perangkat keras yang diperlukan
:
1. Monitor VGA atau SVGA (1366
x 768)
2. Processor Intel Core i3
3. RAM 2 GB
4. Keyboard
3)
Implementasi
Dalam pembuatan aplikasi, tahap ini merupakan tahapan
secara nyata dalam pengerjaan aplikasi. Aplikasi pencarian citra serupa akan
dimaksimalkan oleh penulis pada tahapan ini.
4)
Pengujian
Proses pengujian yang dilakukan pada aplikasi yang
dibuat menggunakan dua metode pengujian yaitu white box testing dan black
box testing.
a.
White Box Testing
Dalam pengujian ini, penulis akan meneliti kode-kode
program yang ada dan akan menganalisis apakaha ada kesalaha atau tidak. Jika
terdapat bagian dari kode yang menghasilkan output
yang tidak sesaui maka penulis akan mengecek satu per satu dan memperbaikinya.
b.
Black Box Testing
Sedangkan pada pengujian ini, dilakukan dengan
mengamati hasil eksekuasi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari
aplikasi yang telah dibuat.
5)
Penggunaan dan Pemeliharaan
Setelah aplikasi selesai maka pengguna akan
menggunakan aplikasi. Jika terdapat pengembangan fungsional dari aplikasi yang
diinginkan oleh pengguna, maka akan dilakukannya pemeliharaan.
9.
TINJAUAN PUSTAKA
9.1
Batik Besurek
Kain Batik Besurek adalah batik
tulis tradisional khas Bengkulu yang termasuk batik pesisir dengan motif
dominan kaligrafi Arab dihiasi perpaduan flora dan fauna yang sarat akan makna
simbolis, melambangkan hubungan manusia dan alam dengan sang pencipta. Besurek
(surat) berarti menulis atau melukis kaligrafi dan relief alam pada bidang
kain, yang digunakan untuk kebutuhan sandang dalam tradisi masyarakat Bengkulu.
Warna dasar yang dominan kain besurek adalah merah, biru, coklat dan kuning
sesuai dengan kebutuhan dan penggunaanya.
Pada awalnya kain besurek
lebih banyak digunakan sebagai perlengkapan uapcara adat (daur hidup) seperti
upacara kelahiran (cukur rambut anak), perkawinan, kematian dan upacara adat
lainnya. Pada upacara kelahiran, kain batik batik besurek dipakai sebagai ayunan
anak. Kain besurek dipakai sebagai penutup kepala (destar) oleh pengapit
(pendamping) pengantin laik-laik saat pelaksanaan akad nikah, juga oleh pemuka
adat dalam acara Mufakat Rajo Penghulu
(rapat panitia persiapan upacara pernikahan). Sedangkan pengantin wanita
menggunakan selendang kain besurek pada waktu acaara bedabung (mengikir gigi), mandi-mandi dan ziarah ke kuburan sebelum
menikah. Dengan demikian maka kain surek
merupakan cirri budaya Bengkulu. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Bengkulu, 2013)
9.2 Pengolahan Citra Digital
Sebuah citra sangat
kaya dengan informasi, namun seringkali citra yang kita miliki
mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau (noise),
warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurring), dan
sebagainya. Tentu saja citra semacam ini menjadi lebih sulit diinterpretasi
karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang. Agar
citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi (baik oleh manusia maupun
mesin), maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang
kualitasnya lebih baik. Bidang studi yang menyangkut hal ini adalah pengolahan citra (image processing).
Pengolahan citra adalah
pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer, menjadi citra yang
kualitasnya lebih baik. Umumnya, operasi-operasi pada pengolahan citra
diterapkan pada citra bila perbaikan atau memodifikasi citra perlu dilakukan
untuk meningkatkan kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek
informasi yang terkandung di dalam citra, kemudian elemen di dalam citra perlu dikelompokkan,
dicocokkan, atau diukur, sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang
lain. (Fadlisyah,2008). Sebelum
melakukan pengolahan citra, citra yang akan diolah perlu dilakukan image pre-processing. Salah satu image pre-processing adalah mengubah
citra berwarna menjadi citra keabuan.
9.3
Gray Level Coocurrence
Matrix
Pada
analisis tekstur secara statistis, fitur tekstur dihitung berdasarkan
distribusi statistik dari kombinasi intensitas piksel pada posisi tertentu
relatif terhadap lainnya dalam suatu matriks citra. Bergantung pada jumlah
piksel atau titik intensitas dalam masing-masing kombinasi, dibedakan adanya
statistik orde-pertama, statistik orde-kedua dan statistik orde-lebih-tinggi (higher-order
statistics). Menurut Fritz Albregsten (dalam Wibawanto, Hari. 2008 : 2), Metode
GLCM (gray-level co-occurrence matrix) adalah salah satu cara
mengekstrak fitur tekstur statistik orde-kedua. Selain itu, menurut Mryka
Hall-Bayer (dalam Wibawanto, Hari. 2008 : 2), GLCM (yang disebut juga Gray
Tone Spatial Dependency Matrix) adalah tabulasi mengenai frekuensi atau
seberapa seringnya kombinasi nilai kecerahan piksel yang berbeda posisinya
terjadi dalam suatu citra. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode Gray Level Coocurence Matrix merupakan
salah satu cara mengekstraksi fitur tekstur untuk mengetahui seberapa seringnya
kombinasi nilai kecerahan piksel dengan posisi berbeda terjadi pada suatu
citra.
Berikut ini adalah gambaran
pembentukan GLCM atas citra dengan 4 tingkat keabuan (gray level) pada jarak
d=1 dan arah 0°.
Gambar 2. a.
Contoh citra dengan 4 tingkat keabuan b. GLCM pada jarak 1 arah 0°
Menurut R.M. Haralick (dalam
Wibawanto, Hari. 2008 : 3), mengekstrak 14 fitur dari matriks cooccurence tersebut,
meskipun dalam banyak aplikasi hanya beberapa fitur yang banyak digunakan,
antara lain:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Matriks co-occurrence menangkap
sifat tekstur tetapi tidak secara langsung dapat digunakan sebagai alat
analisis, misalnya membandingkan dua tekstur. Data ini harus disarikan lagi
agar didapatkan angka-angka yang bisa digunakan untuk mengklasifikasi tekstur.
Haralick mengusulkan 14 ukuran (atau ciri/fitur), tetapi Connors dan Harlow
pada tahun 1980-an mengkaji bahwa dari 14 fitur yang diusulkan Haralick
tersebut, hanya 5 diantaranya yang biasanya digunakan. Kelima fitur itu adalah:
energi, entropi, korelasi, homogenitas, dan inersia. (Wibawanto, Hari. 2008 :
3)
9.4
Euclidean Distance
Tahap terakhir dalam
sistem pencarian ini adalah mencari kemiripan antara citra query dengan
fitur dari citra yang sudah disimpan pada basis data. Dalam program aplikasi
pencarian citra berdasarkan tekstur, similarity measure yang digunakan pada
penelitian ini adalah Euclidean Distance. Euclidean Distance merupakan
teknik yang paling sederhana untuk menghitung jarak di antara dua vektor.
Misalkan diberikan dua buah feature vector p dan q, maka jarak di antara
dua feature vector p dan q ditentukan pada persamaan (13) seperti berikut
ini.
(2.13)
dengan
d
= ukuran jarak antara query citra
P dan citra Q yang ada di dalam database.
p
= feature vector pada image
P
q
= feature vector pada image
Q
(Dila, Priagung Safara, 2013 : 6)
10.
PENELITIAN TERKAIT
Berikut ini adalah beberapa
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang
akan dilakukan.
a. Identifikasi Citra Sidik Jari Menggunakan Aligragam Wavelet dan Jarak Euclidean oleh Gunar
Hendarko Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Dipenogoro. Dalam
penelitiannya, pengenalan citra sidik jadi dilakukan dengan menggunakan metode
Alihragam Wavelet dan penghitungan
jarak menggunakan Jarak Euclidean.
b. Pengenalan Motif Batik Dengan Rotated Wavelet Filter
dan Neural Network oleh Bernardinus Arisandi Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Dalam penelitiannya digunakan Neural Network untuk mengetahui kemiripan batik
yang diujikan terhadap batik yang ada didalam database.
c. Implementasi
Fuzzy C-Means untuk Klasifikasi Motif Batik Dengan Fitur Tekstur oleh Alvian
Adi Pratama Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Dalam penelitiannya, pengenalan tektur menggunakan Gray Level Coocurence Matrix (GLCM), Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Rotated Wavelet Filter (RWF),
sedangkan klasisfikasi motif batik menggunakan Fuzzy C-Means.
d. Sistem
Perolehan Citra Berbasis Isi Menggunakan GRLM Berdasarkan Ciri Tekstur pada
Pola Batik oleh Priagung Safara Dila, Program Studi Teknik Informatika,
Universitas Trunojoyo Madura. Dalam penelitiannya pengenalan citra menggunakan Gray Level Run Length Matrix dan
penhitungan jarak menggunakan Euclidean
Distance.
11.
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN
Jadwal dan waktu pelaksanaan penilitian adalah sebagai
berikut:
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||||
Des. 2013
|
Jan. 2013
|
Feb. 2013
|
Mar. 2013
|
Apr. 2013
|
Jun. 2013
|
||
1
|
Studi Kepustakaan
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penerimaan Proposal Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pengumpulan dan Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pembuatan Sistem/Program
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pengujian Sistem/Program
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Penyelesaian Laporan Akhir
|
|
|
|
|
|
|
12.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013.
Katalog Pameran Tetap. Bengkulu. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah
Provinsi Bengkulu
Arisandi,
Bernardinus, et al. Pengenalan
Motif Batik Dengan Rotated Wavelet Filter dan Neural Network ? .[Online] Tersedia:
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16637-Chapter1.pdf. [Oktober
2013]
Dila, Priagung Safara, et al. Sistem Perolehan Citra Berbasis Isi
Menggunakan GRLM Berdasarkan Ciri Tekstur Pada Pola Batik ? [Online] Tersedia: http://pta.trunojoyo.ac.id/uploads/journals/0704111
00128/070411100128.pdf. [November 2013]
Fadlisyah.2008. Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Hendarko, Gunar, et al. Identifikasi Citra Sidik Jari Menggunakan
Alihragam Wavelet dan Jarak Euclidean ? [Online] Tersedia: http://eprints.undip
.ac.id/32078/1/Gunar_Hendarko.pdf. [Desember 2013]
Pratama,
Alvian A., et al. Implementasi
Fuzzy C-Means untuk Pengelompokan Citra Batik Berdasarkan Motif dengan Fitur
Tekstur ? .[Online]
Tersedia: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-25660-5106100108-Presentation.pdf.
[Oktober 2013]
Wibawanto, Hari., et al. Identifikasi Citra Massa Kistik
Berdasar Fitur Gray-Level Co-Ocurence
Matrix ? [Online] Tersedia : http://journal.uii. ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1558/1334.
[Desember 2013]
No comments:
Post a Comment