penyimpanan data
pada RAID 0,1,5,6,10
RAID
(Redundant Array of Inexpensive/Independent Disk) adalah suatu sistem
yang terbentuk dari beberapa hardisk/drive yang digunakan untuk
mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer
denagan menggunakan cara redudansi (penumpukan) data dan meningkatkan keandalan
kinerja I/O dari harddisk.
1.) RAID 0 (mode
striping)
Pada
RAID 0 ini membutuhkan minimal 2 harddisk yang digunakan. Sebenarnya RAID 0 ini
belum bisa dikatakan sebagai RAID karena tidak ada harddisk yang berfungsi
sebagai koreksi errornya. Prinsip dari RAID 0 adalah menggabungkan kapasitas
harddisk satu dengan yang lainnya sehingga secara logika hanya terlihat satu
harddisk yang terbaca pada komputer dengan kapasitas besar. Data yang ditulis
pada harddisk-harddisk tersebut terbagiatas fragmen-fragmen. Dimana
fragmen-fragmen tersebut disebar diseluruh harddisk. Ada keuntungan dan
kekurangan dari pembentukan RAID 0 ini.
Keuntungannya
adalah memungkinkan kita untuk menghemat biaya dan juga dapat membuat harddisk
dalam kapasitas yang besar yang tentunya belum ada dipasaran. Sebagai contoh :
Kita
memerlukan harddisk dalam kapasitas besar yakni 5TB. Sedangkan dipasaran
sekarang harddisk dalam kapasitas tersebut belum tersedia. Jika adapun akan
dibandrol dengan harga yang sangat mahal. Kita dapat mengakalinya untuk membuat
harddisk 5 TB tersebut yakni dengan menggunakan prinsip dari RAID 0 ini. Kita
memerlukan 10 buah harddisk dengan kapasitas 500GB (harga 1 harddisk sekitar
450 ribu) atau memerlukan 5 buah harddisk dengan kapasitas 1TB (harga 1 buah
harddisk sekitar 1juta). Maka untuk membuat haddisk dengan kapasitas 5 TB kita
membutuhkan biaya sekitar 4,5 - 5 juta. Jika dibandingkan dipasaran (jika ada)
sekarangpun harddisk dengan kapasitas 5 TB akan dibandroll dengan harga diatas
5 juta. Nah inilah kenapa disebut sebagai Redundant Array of Inexpensive Disk.
Keuntungan
lainnnya adalah data dapat dibaca secara cepat dengan RAID 0 karena saat
komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca
fragmen lain di harddisk lainnya.
Kekurangannya
adalah karena tidak ada harddisk yang berfungsi sebagai koreksi errornya untuk
mengembalikan data kebentuk semula maka jika salah satu harddisk mengalami
kerusakan fisik maka data tidak akan dapat dibaca sama sekali.
2.) RAID 1 (mode
mirroring)
Membutuhkan
ninimal 2 harddisk. Prinsipnya adalah menyalin isi dari sebuah harddisk ke
harddisk lainnya dengan tujuan jika salah satu harddisk rusak secara fisik maka
data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya. Mirroring maksudnya setiap
harddisk penyimpan data memiliki satu harddisk sebagai pem-backup data untuk
mengembalikan data yang rusak ke data semula. Kelebihannya adalah keandalan
dalam mengembalikan data lebih baik. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan
biaya lebih mahal karena membutuhkan biaya 2x lipat. Contoh :
Sebuah
server mempunyai 2 unit harddisk dengan kapasitas masing-masing 80GB dan
dikonfigurasi dengan RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya
mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca,
sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang
mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
3.) RAID 5
Pada
dasarnya RAID 5 sama dengan RAID 4, yang membedakan adalah parity
terdistribusi. Tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritynya,
melainkan parity disebar ke seluruh harddisk. Harddisk minimal yang dibutuhkan
juga sama 3 buah (n +1 dimana n > 1 dengan n = jumlah hardisk). Parity
disebar disetiap harddisk dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari
bottleneck yang terjadi karena akses harddisk yang tidak terfokus pada kumpulan
harddisk yang berisi data saja.
4.) RAID 6
Umumnya
RAID 6 adalah peningkatan dari RAID 5. Penambahan parity menjadi 2 (p+q).
Jumlah haddisk minimalnya menjadi 4 buah ( (n +2 dimana n > 1 dengan n
= jumlah hardisk). Penambahan harddisk ditujukan untuk menanggulangi jika suatu
saat ada dua buah harddisk rusak secara bersamaan sehingga masih dapat
ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses
pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang
lain, maka masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di
harddisk yang bersistem RAID 6.
5.) RAID 10
Merupakan
kombinasi dari skema RAID 1 dan RAID 0 atau sering
disebut dengan nested RAID (Raid bertumpuk/bersarang),
skema ini memungkinkan penggunaan skema RAID 0 yang dijalankan
diatas RAID 1. Minimum jumlah
Harddisk yang digunakan adalah 4 Harddisk yang disusun seperti pada gambar di
bawah. Penggunaan skema nested RAID ini dimaksudkan
agar memperoleh performa kecepatan baca tulis yang dimiliki oleh
skema RAID 0 dengan metode
proteksi RAID 1.